Episode 11: Menghiklaskan Kepergian

 


    Beberapa minggu belakang aku kembali membuat pertanyaan untuk saling berbagi perspektif di story WhatsApp. Kali ini pertanyaan ku dirasa membuat orang-orang disekitar mnegingat kembali tentang kepergian yang terjadi pada dirinya. Pertanyaannya adalah “Bagaimana caramu mengikhlaskan kepergian seseorang?” Lantas banyak juga yang berkomentar untuk kali ini.


    Yups karena ini berupa tulisan saja dengan cepat mereka memberi tanggapan dan juga responnya. “Ikhlasin aja, doakan saja, banyak kok manusia lain yang ada untukmu” kata mereka. Lantas bagaimana denganmu yang sedang membaca ini? Bagaimana caramu mengikhlaskan kepergian seseorang?.

    Berbicara tentang menghikhlaskan kepergian, satu hal yang dapat dipelajari adalah berandai tak akan pernah membawa mereka yang telah pergi untuk kembali. Kemungkinan banyak dari kita pasti pernah melakukan hal yang sama. Menyesal, berandai, kemudian tenggelam dalam pemikiran-pemikiran tak pasti. Dan pada akhirnya, kita tak akan bisa menemukan makna menghiklaskan yang seharusnya kita dapatkan. Tapi mungkin dari sana kita juga bisa belajar untuk lebih mengakui setiap perasaaan yang kita bawa setelah kepergian mereka. Dan semoga saja, kita bisa kembali bahagia pada akhir cerita.

    Tiap-tiap kita pasti pernah kehilangan dalam hidup ini. Siapapun orangnya, tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani. Mari bercerita di kolom komentarJ

Sumber bacaan: menjadimanusia.id


Indralaya, 23 November 2020

-Yogi Novario Nandes-

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Muv on, kata yg mudah diucapakan namun sulit diperaktekan wkwkw

    BalasHapus
  3. Mengikhlaskan tuh sulit kak, tapi kalo ndak ikhlas juga malah lebih sulit. Menyiksa diri, awokawok

    Setiap kedatangan pasti akan ada kepergiaan, yahh begitulah siap ndak siap, harus siap dengan segala yang terjadi.

    BalasHapus
  4. Gimana kalau tipe kayak saya kak. Mudah menyayangi, mudah juga melupakan. Jadi kalau dia hadir dalam hidup ya berati Allah tenah menghadirkan teman tadi untuk kita, Jadi kalau pergi ya udah, pasti ado ganti laen lagi. Hehe..
    Karena semua orang menurut ku punya kesibukan masing masing. Disaat kita sendiri atau dia sendiri juga, pasti mulai tumbuh rasa rindu. Entar juga kalau kita lah banyak kerjaan sana sini ilang jugo raso kangen samo wong. Begitu juga mereka..
    Kesimpulan
    So hadirnya rindu karena kita sepi
    Makonyo jangan sendirian teros kak hehe biar dak rindu
    Tapi beda lagi men sama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam

    BalasHapus
  5. Cara mengikhlaskan seseorang adalah belajar ikhlas secara perlahan wkwk

    BalasHapus
  6. Menanggapi pertanyaan itu menurutku ada dua perspektif sih.
    Perspektif yang pertama, jika kita memandang dari sisi cinta-cintaan. Kalo urusan ini mah ya sesuai apa kata penulis sih. Lupakan dan jangan terlarut di pikiran untuk membawa yg pergi utk kembali wkwk
    Tp klo perspektif mengikhlaskan kepergian seseorang yang memiliki big impact di dalam hidup kita? Menurutku dengan mendoakannya & menjalankan amalan-amalan yang biasa dilakukan baik dilakukannya ataupun bersama kita, sudah bentuk dari ikhtiar mengikhlaskan. Sisipkan salam rindu di dalam doa kita jika tak memiliki akses komunikasi kepada seseorang itu hohoho

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaaa, kalo cinta-cintaan, bucin, berentilah, katek manfaat ye dak hahaa

      tapi kalo dalam kontek yg lain, kepergian sahabat, guru, dsb. Menurutku, setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Itu adalah keniscayaan. Tidak bisa tidak. Ayoo semangat hehee

      Hapus
  7. Dulu saya mengalami permasalahan dimana saya tidak bisa mengikhlaskan kepergian seseorang. Tapi semakin kesini saya semakin berpikir bahwa semua yang ada didunia ini ada kalanya akan pergi meninggalkan kita.

    BalasHapus
  8. Kita banyak belajar dengan sebuah kepergiann..
    Mengasihi orang-orang yang sampai sekarang masih bersama dengan kita jangan sampai dia pergi sebelum kita melakukan Hal terbaik.

    BalasHapus
  9. Sebenarnya setiap pertemuan, kita harus mempersiapkan suatu hal yang pasti. Sebuah perpisahan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer